Sunday, September 11, 2016

Moon walker asli yang menginspirasi

KATHMANDU, 10 Sept (Trendingmatters)- - Meski tidak ditemukan adanya keanehan pada satelit alami (Bulan) pada awal September 2016 ini. Namun terlihat sebuah kemeriahan tersendiri terlihat ketika aula akademi Nepal dikunjungi oleh salah satu dari manusia bumi yang pernah menjadi yang pertama menjejakkan kaki di permukaan bulan pada Juli 1969. Kehadiran Edwin Aldrin atau yang terkadang juga dipanggil dengan nama Edwin -Buzz- Aldrin, memiliki kenangan tersendiri pada ingatan beberapa anak muda Nepal.


Penampilan kasual nya dalam balutan Kaus hitam dengan tulisan “Mars”, dipadu dengan celana Jeans Biru, pria yang kini telah berusia 86 tahun ini disambut meriah nya tepuk tangan para audiens. Penduduk bumi yang benar benar pernah melakukan Moon walking ini memulai pemaparannya dengan kalimat “No dream is too high” (tidak ada yang namanya mimpi yang terlalu tinggi), yang sekaligus menjadi filosofinya serta menjadi judul buku yang ditulisnya. Ia juga melanjutkan dengan ucapan  “Ketika orang-orang bekerja bersama sama bahkan hal yang mustahil pun akan dapat terselesaikan”

Dalam kunjungannya yang pertama ke Nepal selama 5 hari, memenuhi undangan Everest Science Center  Nepal, Aldrin memulainya penampilan nya dengan ringan, ia mengatakan “ Moon menjadi destinasi saya dalam 2 hal, pertama ibunda saya bernama Moon lahir pada 1903 , tahun yang sama ketika Wright bersaudara memulai debut perdananya menemukan burung besi berpenumpang. Kemudian Moon dalam arti sebenarnya, yaitu satelit alami bumi.

Tekad kuat, keberanian dan kepercayaan diri menjadi faktor penting dalam menggapai tujuan. Hal tersebut
berlaku pada ilmuwan roket bahkan pada tukang jahit yang mempersiapkan pakaian bagi para astronot untuk keperluan perjalanan di ruang angkasa. Jika hal itu bisa diterapkan pada persiapan manusia untuk ke bulan, maka untuk misi Mars pun demikian pula.

Aldrin kemudian melanjutkan “ Jika Armstrong menjadi yang pertama menjejakkan kaki di bulan, maka saya adalah yang pertama selfie di bulan, anda lihat sekarang orang-orang tidak bisa jauh-jauh dari selfie jike mendatangi tempat yang baru, ujarnya sambil terkekeh dan diikuti wajah terhibur para audiens.
Di usianya yang kini 86 tahun, Aldrin mengatakan, hidup di usia saya seperti ini di zaman ini terasa lebih mudah, dengan banyaknya hal hal yang memberikan kemudahan di sekeliling kita. Ia pun melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia terlibat juga pada misi Mars setidaknya dalam 30 tahun terakhir.

Like father like son, putranya pun mengikuti jejak ayahnya yang menaruh ketertarikan khusus pada penjelajahan luar angkasa. Bersama 400 ribu orang lainnya Andrew Aldrin juga terlibat pada misi Mars. “kita tidak hanya mempersiapkan sesuatu untuk berangkat menuju Mars, tiba di sana  mengucapkan Hello (lalu) kembali” ujarnya. “Namun kita berencana untuk membuat rumah disana” lanjutnya lagi.
Untuk saat ini perkembangan dari misi Mars sudah di tahap persiapan untuk pengiriman wahana tanpa awak (unmanned) bernama Orion yang jika sesuai rencana akan diluncurkan pada 2018. Adapun untuk versi dengan penumpang manusia paling cepat pada 2028. Terkait hal tersebut pada kesempatan yang sama selain Aldrin, masih ada 2 orang yang expert dalam bidangnya yang menemani perjalanan Aldrin ke Nepal, yaitu Joseph Leblanc, Manajer muatandi Lockheed Martin dan Elizabeth Leblanc spesialis manajemen konfigurasi wahana Orion. Keduanya Nampak menemani Aldrin tentu saja dalam rangka menjawab antusiasme para audiens yang kebanyakan merupakan generasi muda Nepal.

Tanggapan dari para audiens yang cukup sering diungkapkan adalah, betapa bahagianya mereka bisa menghadiri event ini meski berbayar. Dan mereka juga mengatakan untuk bisa mengetahui hal-hal berbau luar angkasa langsung dari pihak yang mengalami nya (tangan pertama) ibarat mewujudkan mimpi seumur hidup, hal tersebut sebagai bentuk cara mereka (audiens) mengapresiasi event serupa yang jarang ada.
Hal lain yang juga membakar semangat para audiens yang rata-rata berasal dari kalangan anak muda adalah diselipkannya ungkapan-ungkapan inspiratif Aldrin di sela sela pemaparan nya, salah satu yang cukup memotivasi adalah “we explore or we expire” (kita menggali atau kita akan habis).

Pemrakarsa acara ini, yaitu direktur Everest Science Center Dilip Adhikari pada bagian akhir acara menerima pertanyaan, apa maksud anda mengadakan acara perbincangan tentang luar angkasa di Negara yang sebagian masyarakatnya melakukan pemujaan- penyembahan kepada Bulan? Adhikari menjawab dengan sederhana. Inilah yang perlu dilakukan untuk memperkaya wawasan kita dan untuk membawa transformasi positif.

1 comment:

Silakan beropini,