Sunday, December 1, 2019

7 BMW untuk Marquez 93

Halo Sobat Trendingmatters.
Bagaimana akhir pekan anda semua?

MotoGP musim 2019 telah berakhir, kita tidak lagi dapat tayangan menarik hingga setidaknya Maret 2020. Gelar juara dunia sudah diraih oleh the reigning champion ketika akhir musim masih tersisa 4 seri, lalu MM93 terseok seok yang akhirnya terbantu point JL99 memberikan pride ke HRC dan Honda yang hasil akhirnya Honda memperoleh Triple Crown untuk musim 2019.

Kali ini kita akan coba ulas beberapa unit BMW M series yang hadiah dari keberhasilannya menjadi "Poleman":
1. BMW M6 Coupe                : ~116.200 Euro hadiah musim 2013
2. BMW M4 Coupe                : ~ 77.850 Euro hadiah musim 2014
3. BMW M6 Spider                : ~139.700 Euro hadiah musim 2015
4.BMW M2 Coupe                 : ~  64.200 Euro hadiah musim 2016
5.BMW M4 CS                      :  ~133.900 Euro hadiah musim 2017
6.BMW M3 CS                      :  ~ 97.900 Euro hadiah musim 2018
7.BMW X4 M Competition   : ~727.800 Euro hadiah musim 2019

dimana harga diatas masih harga dasar dari unit mobil dan masih merupakan perkiraan, karena tentu BMW mungkin saja akan memberikan unit hadiah yang sifatnya bukan basic model kepada seoorang rider yang langganan pole position dalam sebuah musim perhelatan MotoGP.
Jika kita berasumsi BMW memberikan unit yang diupgrade, sumber memperkirakan tambahannya akan tidak kurang dari 30.000 Euro dan itu mencapai hampir IDR 500 juta jika dirupiahkan (untuk setiap unitnya)

Jika diuangkan berapa duit tuh total harga 7 mobil? ya ga kurang dari 1.3 juta Euro. Dirupiahkan?
ahh.. don't bother tinggal kalikan ~ IDR 15.500 dapet deh. Meski ada rumor bahwa sebagian mekanik ketiban rejeki untuk lanjut miara kendaraan bermesin beringas diatas. Sebagaimana dulu Loris Capirossi dikisahkan melakukan hal yang sama.

Sumber artikel : https://twitter.com/gponedotcom/status/1200832749730328577


Sunday, October 20, 2019

Kebengalan Marquez pada race Motegi 2019

Hello sobat Trendingmatters

Jika anda sempat ikuti tayangan Press Conference pasca race Motegi 2019, anda akan dengar sendiri betapa Marquez secara antusias menceritakan bahwa ia mendapatkan instruksi untuk menjaga ritme balap di angka lap time 1.46 kecil, namun direspon olehnya di atas lintasan dengan angka 1.45 besar dimana hal tersebut membuatnya mampu untuk membuat gap sebesar 2 detik dengan rider di posisi 2 dimana hal ini sempat membuat signal alert dari "Fuel Alarm" pada dashboard Honda RCV besutannya mulai memberikan peringatan.

Kendati aksi bengalnya tersebut kemudian menobatkan Honda untuk meraih gelar konstruktor tepat di sirkuit yang kerap mendapatkan julukan "Honda's backyard" alias halaman belakang Honda.
Superioritas Marquez mengendarai Honda RCV bukan sesuatu yang tidak memiliki konsekuensi, karena setelah melewati garis finish dilanjut dengan "Victory Lap" sembari menyapa para pecinta balap yang hadir di sirkuit Motegi Jepang, belum sampai masuk "Parc Ferme" rider kelahiran 1993 ini kehabisan bahan bakar.



Lebih lanjut mengenai lanjutan cerita "kebengalan membuahkan hasil" yang dilakukan oleh pembalap dengan lambang semut merah ini direkam MotoGP Dorna, dan di post dalam akun twitter mereka.

Memasuki Parc Ferme

dan video Press Conference ada disini


Source and thanks to : https://twitter.com/MotoGP

Thursday, July 4, 2019

Petrucci: keleluasaanku membalap agak dilematis


Jika anda penggemar Balap motor paling populer MotoGP, anda mungkin akan cukup familiar mendengar nama Danilo Petrucci. Rider yang bernaung di bawah Ducati Factory Team Ducati Mission Winnow ini diwawancarai seorang jurnalis sebuah portal artikel balap ternama GPOne selepas race Assen.

Isi dari wawancara tersebut secara tidak langsung sebenarnya menyiratkan akan perasaan tidak nyaman yang ia alami lantaran rasa ketidak leluasaan untuk mengeluarkan seratus persen dirinya saat di track.

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap rider dapat saja melihat bahwa mereka mungkin saja memiliki kans da motivasi untuk dapat menjejakkan kaki di podium pertama dari sebuah seri justru ketika lampu penanda start padam, mengingat bahwa setiap rider juga manusia dan masing masing dari mereka adalah individu unik. Sebagaimana yang juga Petrucci ungkapkan berikut:
"Saya merasa seolah berada dalam kondisi harus memilih dua opsi pilihan yang sulit. Tidak berlebihan jika saya gambarkan sebagai pilihan Batu (Rock) atau Tempat Yang keras (Hard Place). Dua kata-kata kiasan menyiratkan kondisi terkini pembaruan kontraknya dengan Ducati dan situasi bahwa di track ia tetap belum boleh menyulitkan Dovizioso, baik dengan finish di depan Dovi maupun merecoki jalannya balapan ketika bersama Dovi di atas track.

Dalam hal ini trendingmatters beropini bahwa jika Dovi adalah ace rider dan Petrucci diberikan instruksi untuk mengantar Ducati dan Dovi ke depan pintu gerbang gelar juara dunia maka hendaknya Petrucci mengawal, melindungi dan merecoki siapapun yg akan overtake Dovi pada track dimana Dovi dianggap kuat dan jangan finish di depan Dovi at any cost, kemudian Petrucci sendiri hendaknya mengasah kemampuannya pada track dimana Ducati dan Dovi dianggap tidak punya keunggulan.

Source : Tulisan Matteo Aglio GPOne

Wednesday, January 2, 2019

Lorenzo (JL99) bicara tentang Honda

Simak kesan Lorenzo tentang RCV
Memasuki 2019 Jorge Lorenzo mulai buka suara setelah resmi berseragam Repsol Honda pembalap berkebangsaan Spanyol ini memberikan semacam first impression kepada para Jurnalis, "Feeling yang sungguh berbeda, boleh dikatakan motor yang saya kendarai tahun lalu besar dan tinggi, bahkan daoat dibilang sedikit agak terlalu besar untuk postur saya", merujuk kepada mesin desmo yang dikendarai saat masih berseragam Ducati Factory.





"Untuk urusan ringkas (compact) khususnya terkait dimensi saya merasa Honda lebih cocok dengan postur saya, serta saya dapat menapakkan kaki dengan lebih baik saat mengendarai Honda RCV ".
"Anda akan merasa lebih pede (more confident) saat menikung saat tahu bahwa tinggi motor tidak jangkauan kaki anda terhadap permukaan (track/tanah), dan kondisi semacam ini tentu saja menghadirkan perasaan yang lebih aman, saya merasa positif dan memandang RCV punya potensi untuk digali lebih jauh".

Beberapa penilaian di atas mulai disampaikan langsung oleh Lorenzo per 2019 mengingat bahwa merujuk kepada kontrak yang ia jalani dengan Ducati 2017 dan 2018, ia tidak diperkenankan untuk berbicara banyak mengenai ujicoba yang ia lakukan bersama Honda di Valencia dan Jerez.
Meski demikian pembalap yang dikenal dengan gaya balap Butter Hammer ini sudah mulai berbicara mengenai tekadnya untuk dapat kompetitif dan memberi tontonan menarik melalui duel dengan juara dunia bertahan Marc Marquez 93 pada Gelaran MotoGP tahun 2019.

Cara Honda memanjakan pembalapnya
Selain berbicara mengenai impresi menunggangi Honda RCV, JL 99 juga mengapresiasi dan menyatakan pujian tentang kesiapan Honda dalam mendukung pembalapnya JL99 secara tegas menyatakan hal berikut "sesuatu dari Honda yang membuat saya terkesan adalah kemampuan Honda dalam merespon dan bereaksi untuk menyediakan apa yang saya butuhkan diantaranya melakukan ubahan tanki sesuai dengan bentuk dan gaya cocok dengan gaya balap saya " imbuhnya.

Referensi  :
-https://www.motorsport.com/motogp/news/lorenzo-safer-compact-honda-ducati/4318539/
-picture : https://twitter.com/lorenzo99/status/1080468564715470850