Pembaca sekalian, meski sirkuit Motegi dapat dikatakan sebagai sirkuit yang citranya tidak dapat dijauhkan dari nama besar Honda sebagai salah satu pabrikan besar dan ternama di dunia dalam bidang Otomotif, buktinya komentator Moto GP menyatakan Marquez menyegel titel tepat di halaman belakang (Back Yard) Honda. Meski demikian secara teknis Sirkuit Motegi sendiri konon cukup bersahabat bagi rider-rider Moto GP yang membela pabrikan Yamaha. Terlepas dari bagaimana dua pabrikan besar ternama di bidang otomotif ini saling meng-klaim, sesungguhnya terdapat kejadian menarik saat Marquez menyegel gelar juara dunia di sirkuit ini, yang mana setelahnya masih menyisakan 3 seri sampai akhir.
Adalah Livio Suppo, salah satu pentolan dan orang lapangan HRC sampai berkelakar, "saya sampai lupa kapan terakhir kali melihat Duo Yamaha bisa gagal finish bersama-sama", hal yang dimaksud adalah jatuhnya Vale 46 pada tikungan ke 10 dan, jatuhnya J Lorenzo 99 pada tikungan ke 9 namun pada lap yang berbeda. Hal tersebut sesungguhnya diluar perkiraan para kru Honda, bahkan Kru Honda saat itu dikabarkan sudah akan mem-packing penak pernik untuk selebrasi juara dunia Marquez, jika ternyata Marquez tidak dapat mewujudkannya di Motegi maka masih akan ada Phillip Island (Aus) dan Sepang (Mas)
Adalah Livio Suppo, salah satu pentolan dan orang lapangan HRC sampai berkelakar, "saya sampai lupa kapan terakhir kali melihat Duo Yamaha bisa gagal finish bersama-sama", hal yang dimaksud adalah jatuhnya Vale 46 pada tikungan ke 10 dan, jatuhnya J Lorenzo 99 pada tikungan ke 9 namun pada lap yang berbeda. Hal tersebut sesungguhnya diluar perkiraan para kru Honda, bahkan Kru Honda saat itu dikabarkan sudah akan mem-packing penak pernik untuk selebrasi juara dunia Marquez, jika ternyata Marquez tidak dapat mewujudkannya di Motegi maka masih akan ada Phillip Island (Aus) dan Sepang (Mas)
pokoknya juara dunia rossi
ReplyDelete