Saturday, August 27, 2016

Marquez konsisten, Rossi bidik Lorenzo

Perbedaan point signifikan yaitu sebesar 53 angka dari pemimpin klasemen sementara, pada perebutan gelar World Champion di ajang Motorsport terpopuler sejagat, rupanya mulai membuat gelisah Rossi 46. Dilansir dari motorsport.com, Vale memberi statement bahwa meski semakin mendekat sebesar 4 point dengan finish ke-2 sedangkan Marquez (HRC) ke 3 di race Brno, ia justru sedang mengalihkan fokusnya agar selalu tampil lebih baik dari Jorge, alih-alih akan berupaya mengejar ketertinggalan dari Marquez.


 “Untuk mencoba merecoki Marquez saya rasa sangat sulit (too difficult) ungkap the Doctor, sudah terlalu banyak keteledoran yang saya perbuat pada musim ini namun saya pastikan untuk fight sepenuhnya di lintasan melawan Jorge dalam perebutan Runner Up” imbuhnya lagi.




Dengan statement blak blakan vale seperti ini, Tidak heran Charles Bradley editor in chief motorsport memberi sub- judul dengan kalimat –Give up on title hopes-

Disadur dari : motorsport

image source : motorsport

Friday, August 26, 2016

Bisakah para British rider unjuk gigi di seri kandang

Pembaca sekalian menyambut GP Silverstone yang jatuh sekitar approx. another ten days sejak hari ini, tepatnya pada 4 September 2016. Maka para rider Moto GP saat ini tentu sedang menyiapkan segala sesuatu nya. Mulai dari pemuncak klasemen sementara, para rider di zona 10 besar maupun para juru kunci seperti Baz, Pirro dan Hernandez.
Dalam beberapa ulasan dari media elektronik asing, selain sedang hangat dibahas siapa saja rider yang akan berpindah tim, lalu siapa saja kru yang akan dibawa serta. Info mengenai Eugene Laverty yang berencana akan meninggalkan ajang Moto GP juga cukup santer. Rider yang setelah race Brno kemarin diketahui menghasilkan 48 point ini, meski tidak dapat dikatakan bagus, juga tidak dapat dianggap buruk. Lihat saja bagaimana perjuangannya sehingga dapat finish dalam zona 10 besar dan secara konsisten meraih point bukanlah pertanda bahwa masa depannya di Moto GP seolah-olah mulai remang-remang dan semakin meredup. Bila kita merata- rata, dengan status seri Moto GP sekarang yang sudah akan memasuki seri ke-12, yang mana artinya 11 seri sudah terlewati, maka dapat kita simpulkan bahwa dalam setiap race pada kalender MotoGP Laverty bisa finish di posisi 12.


Rider ber darah Irish ini mungkin merasa lebih prospektif untuk berkompetisi di WSBK saja daripada bertahan di MotoGP sebagaimana yang dilakukan oleh banyak rider yang mungkin sudah merasa nyaman dengan environment nya. Diluar klausul kontrak mengenai, bahwa jika Laverty masih ingin bertahan di Moto GP (di Aspar team ), ia harus rela untuk diberi tunggangan yang mana berusia 2 tahun lebih lawas jika dibandingkan “tunggangan operasional“ para rider di factory team.






Namun demikian tentu saja kita, dan khususnya fans setia Eugene Laverty mengharapkan sang idola dapat menuntaskan musim ini dengan baik, serta memberikan aksi-manuver khas rider MotoGP, terlebih seri 12 akan berlangsung di Silverstone Inggris. Mengingat pada seri Brno kemarin podium 1 diraih oleh Cal Crutchlow (ayah baru). Kitapun tentu menantikan sepak terjang baik Cal Crutchlow maupun Laverty untuk mewakili penonton tuan rumah dalam menunjukkan taji british-irish rider di Silverstone.



source:

Raihan medali Olimpiade Rio, RI 46

Pembaca sekalian, tidak terasa pesta olahraga terbesar sejagat, telah selesai diselenggarakan oleh Brazil pada 2016 ini. Tentu ada berbagai catatan dan masukan dari penyelenggaraan kegiatan yang sudah tersebar di banyak sosial media, entah yang berupa sindiran, kritikan, sanjugan dan lain sebagainya.
Kendati demikian Brazil sudah menunjukkan diri sebagai Negara yang dapat menerima dan memperlakukan tamu dengan baik. Membuka diri dan menjadi tuan rumah yang layak untuk satu event meriah yang dilakukan 4 tahun sekali. Berikutnya akan kita nantikan persiapan dan kesiapan Tokyo Jepang untuk menjadi tuan rumah, sementara itu akan disajikan perolehan medali dan peringkat masing-masing Negara selepas event olahraga akbar yang berlangsung sejak 5 hingga 21 Agustus musim panas 2016.

Berikut adalah 10 besar Negara teratas berdasarkan perolehan medali,


Sebagaimana disajikan, 3 besar dihuni pemain lama, USA, Inggris dan China. Berturut turut Rusia dan Jerman pada peringkat 4 dan 5. Brazil selaku tuan rumah menempati posisi yang cukup baik yaitu peringkat 13 dengan 19 medali yaitu 7 emas, 6 perak dan 6 perunggu.

Posisi terbaik yang dapat diraih oleh Negara dari regional asia tenggara adalah peringkat 35 yang dihuni Thailand dengan  total 6 medali yaitu 2 emas 2 perak 2 perunggu, lalu masih dari peringkat 50 besar kemudian ada Indonesia di peringkat 46 dengan 3 medali yaitu 1 emas 2 perak dan 0 perunggu, lalu Vietnam di peringkat 48  dengan 2 medali  yaitu 1 emas 1 perak dan 0 perunggu. Adapun Singapore dan Malaysia sama sama harus terlempar dari 50 besar, dimana Singapore bersamaan dengan Fiji, Jordan, Kosovo dan Puerto Rico serta Tajikistan berada di peringkat 54 dengan 1 medali yaitu  1 emas, sedangkan Malaysia diperingkat 60 dengan 5 medali yaitu 4 perak dan 1 perunggu.




Source : disini

Ide menarik untuk Olimpiade 2020 di Tokyo

Pembaca sekalian, pernah kepikiran seberapa banyak, serta berapa -massa- dari masing-masing bahan mineral (Emas, Perak dan Perunggu) yang diperlukan untuk mengalungi para atlet yang berperestasi di ajang Olimpiade? Tenang kita kupas deh di artikel kali ini.
 Sebagaimana dilansir dalam halaman techradar (link berikut), untuk membuat medali pada Olimpiade London yang dilakukan pada 2012 lalu, diperlukan setidaknya 9.6 Kg emas, 1.210 Kg perak, dan 700 Kg tembaga (yang mana tembaga menjadi material yang menjadi penyusun utama saat membuat perunggu). Tentu menjadi pertanyaan mengapa diperlukansedemikian banyak perak? Sebenarnya bukan karena ada terlalu banyak atlet yang manjadi juara –menduduki podium ke 2 (dua) hanya saja proses pembuatan medali emas pun juga tetap melibatkan perak saat pembuatannya, dengan penambahan emas sebagai pembeda nya, entah sebagai lapisan terluar dengan ketebalan tertentu namun itu bukan selalu berarti medali dibuat dengan cara gold-plated ya.


Lalu apa kaitannya dengan Ide menarik dari Jepang yang ditunjuk sebagai tuan rumah Olympic games setelah Rio? Jadi rencananya, Negara calon tuan rumah gelaran pesta olahraga sejagad ini berinisiatif untuk mendorong warganya menyumbangkan gadget lawas mereka untuk di daur ulang dan diambil kembali bahan mineral nya, baik yang berupa emas tembaga maupun perak. Mengingat bahwa secara keseluruhan, selama ini setidaknya 16 % cadangan emas dan 22 % cadangan perak di dunia berada pada produk-produk teknologi yang tesebar di seluruh Jepang. Yang mana pada 2014 saja, Jepang sudah menggelontorkan sebanyak 143 Kg emas, 1,566 Kg Perak dan 1.112 ton tembaga pada perangkat elektronik.



Mungkin terlihat terlalu ideal, namun tentu saja hal ini menjadi suatu terobosan tersendiri, mengingat bahwa dalam dan beraneka ragam benda-komponen penyusun dari Handphone, smartphone atau benda elektronik-gadget sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari chip-microchip, konektor, PCB, antenna dan banyak lagi yang memang bahan dasar pembuatannya tidak terlepas dari emas, perak maupun tembaga. Hanya saja yang kemudian menjadi kendala adalah, sejauh in, Jepang sebenar nya cukup concern  untuk mendaur ulang produk- gadget lawasnya untuk kemudian di olah dan layak digunakan kembali dalam pembuatan produk hasil rekayasa teknologi mereka yang paling mutakhir. Namun jika memang pembuatan medali olimpiade dari bahan daur ulang bahan mineral yang ada pada alat elektronik lawas mereka itu baik, dan menjadi terobosan serta teladan bagi penyelenggara Olympic berikutnya maka mengapa tidak.
 Bukan kah begitu,.

sumber:
disini dan disini