Pembaca sekalian, pernah kepikiran seberapa banyak, serta berapa -massa- dari masing-masing bahan mineral (Emas, Perak dan Perunggu) yang diperlukan untuk mengalungi para atlet yang berperestasi di ajang Olimpiade? Tenang kita kupas deh di artikel kali ini.
Sebagaimana dilansir dalam halaman techradar (link berikut), untuk membuat medali pada Olimpiade London yang dilakukan pada 2012 lalu, diperlukan setidaknya 9.6 Kg emas, 1.210 Kg perak, dan 700 Kg tembaga (yang mana tembaga menjadi material yang menjadi penyusun utama saat membuat perunggu). Tentu menjadi pertanyaan mengapa diperlukansedemikian banyak perak? Sebenarnya bukan karena ada terlalu banyak atlet yang manjadi juara –menduduki podium ke 2 (dua) hanya saja proses pembuatan medali emas pun juga tetap melibatkan perak saat pembuatannya, dengan penambahan emas sebagai pembeda nya, entah sebagai lapisan terluar dengan ketebalan tertentu namun itu bukan selalu berarti medali dibuat dengan cara gold-plated ya.
Lalu apa kaitannya dengan Ide menarik dari Jepang yang ditunjuk sebagai tuan rumah Olympic games setelah Rio? Jadi rencananya, Negara calon tuan rumah gelaran pesta olahraga sejagad ini berinisiatif untuk mendorong warganya menyumbangkan gadget lawas mereka untuk di daur ulang dan diambil kembali bahan mineral nya, baik yang berupa emas tembaga maupun perak. Mengingat bahwa secara keseluruhan, selama ini setidaknya 16 % cadangan emas dan 22 % cadangan perak di dunia berada pada produk-produk teknologi yang tesebar di seluruh Jepang. Yang mana pada 2014 saja, Jepang sudah menggelontorkan sebanyak 143 Kg emas, 1,566 Kg Perak dan 1.112 ton tembaga pada perangkat elektronik.
Mungkin terlihat terlalu ideal, namun tentu saja hal ini menjadi suatu terobosan tersendiri, mengingat bahwa dalam dan beraneka ragam benda-komponen penyusun dari Handphone, smartphone atau benda elektronik-gadget sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari chip-microchip, konektor, PCB, antenna dan banyak lagi yang memang bahan dasar pembuatannya tidak terlepas dari emas, perak maupun tembaga. Hanya saja yang kemudian menjadi kendala adalah, sejauh in, Jepang sebenar nya cukup concern untuk mendaur ulang produk- gadget lawasnya untuk kemudian di olah dan layak digunakan kembali dalam pembuatan produk hasil rekayasa teknologi mereka yang paling mutakhir. Namun jika memang pembuatan medali olimpiade dari bahan daur ulang bahan mineral yang ada pada alat elektronik lawas mereka itu baik, dan menjadi terobosan serta teladan bagi penyelenggara Olympic berikutnya maka mengapa tidak.
Bukan kah begitu,.
sumber:
disini dan disini
Sebagaimana dilansir dalam halaman techradar (link berikut), untuk membuat medali pada Olimpiade London yang dilakukan pada 2012 lalu, diperlukan setidaknya 9.6 Kg emas, 1.210 Kg perak, dan 700 Kg tembaga (yang mana tembaga menjadi material yang menjadi penyusun utama saat membuat perunggu). Tentu menjadi pertanyaan mengapa diperlukansedemikian banyak perak? Sebenarnya bukan karena ada terlalu banyak atlet yang manjadi juara –menduduki podium ke 2 (dua) hanya saja proses pembuatan medali emas pun juga tetap melibatkan perak saat pembuatannya, dengan penambahan emas sebagai pembeda nya, entah sebagai lapisan terluar dengan ketebalan tertentu namun itu bukan selalu berarti medali dibuat dengan cara gold-plated ya.
Lalu apa kaitannya dengan Ide menarik dari Jepang yang ditunjuk sebagai tuan rumah Olympic games setelah Rio? Jadi rencananya, Negara calon tuan rumah gelaran pesta olahraga sejagad ini berinisiatif untuk mendorong warganya menyumbangkan gadget lawas mereka untuk di daur ulang dan diambil kembali bahan mineral nya, baik yang berupa emas tembaga maupun perak. Mengingat bahwa secara keseluruhan, selama ini setidaknya 16 % cadangan emas dan 22 % cadangan perak di dunia berada pada produk-produk teknologi yang tesebar di seluruh Jepang. Yang mana pada 2014 saja, Jepang sudah menggelontorkan sebanyak 143 Kg emas, 1,566 Kg Perak dan 1.112 ton tembaga pada perangkat elektronik.
Bukan kah begitu,.
sumber:
disini dan disini
No comments:
Post a Comment
Silakan beropini,