Sunday, October 20, 2019

Kebengalan Marquez pada race Motegi 2019

Hello sobat Trendingmatters

Jika anda sempat ikuti tayangan Press Conference pasca race Motegi 2019, anda akan dengar sendiri betapa Marquez secara antusias menceritakan bahwa ia mendapatkan instruksi untuk menjaga ritme balap di angka lap time 1.46 kecil, namun direspon olehnya di atas lintasan dengan angka 1.45 besar dimana hal tersebut membuatnya mampu untuk membuat gap sebesar 2 detik dengan rider di posisi 2 dimana hal ini sempat membuat signal alert dari "Fuel Alarm" pada dashboard Honda RCV besutannya mulai memberikan peringatan.

Kendati aksi bengalnya tersebut kemudian menobatkan Honda untuk meraih gelar konstruktor tepat di sirkuit yang kerap mendapatkan julukan "Honda's backyard" alias halaman belakang Honda.
Superioritas Marquez mengendarai Honda RCV bukan sesuatu yang tidak memiliki konsekuensi, karena setelah melewati garis finish dilanjut dengan "Victory Lap" sembari menyapa para pecinta balap yang hadir di sirkuit Motegi Jepang, belum sampai masuk "Parc Ferme" rider kelahiran 1993 ini kehabisan bahan bakar.



Lebih lanjut mengenai lanjutan cerita "kebengalan membuahkan hasil" yang dilakukan oleh pembalap dengan lambang semut merah ini direkam MotoGP Dorna, dan di post dalam akun twitter mereka.

Memasuki Parc Ferme

dan video Press Conference ada disini


Source and thanks to : https://twitter.com/MotoGP

Thursday, July 4, 2019

Petrucci: keleluasaanku membalap agak dilematis


Jika anda penggemar Balap motor paling populer MotoGP, anda mungkin akan cukup familiar mendengar nama Danilo Petrucci. Rider yang bernaung di bawah Ducati Factory Team Ducati Mission Winnow ini diwawancarai seorang jurnalis sebuah portal artikel balap ternama GPOne selepas race Assen.

Isi dari wawancara tersebut secara tidak langsung sebenarnya menyiratkan akan perasaan tidak nyaman yang ia alami lantaran rasa ketidak leluasaan untuk mengeluarkan seratus persen dirinya saat di track.

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap rider dapat saja melihat bahwa mereka mungkin saja memiliki kans da motivasi untuk dapat menjejakkan kaki di podium pertama dari sebuah seri justru ketika lampu penanda start padam, mengingat bahwa setiap rider juga manusia dan masing masing dari mereka adalah individu unik. Sebagaimana yang juga Petrucci ungkapkan berikut:
"Saya merasa seolah berada dalam kondisi harus memilih dua opsi pilihan yang sulit. Tidak berlebihan jika saya gambarkan sebagai pilihan Batu (Rock) atau Tempat Yang keras (Hard Place). Dua kata-kata kiasan menyiratkan kondisi terkini pembaruan kontraknya dengan Ducati dan situasi bahwa di track ia tetap belum boleh menyulitkan Dovizioso, baik dengan finish di depan Dovi maupun merecoki jalannya balapan ketika bersama Dovi di atas track.

Dalam hal ini trendingmatters beropini bahwa jika Dovi adalah ace rider dan Petrucci diberikan instruksi untuk mengantar Ducati dan Dovi ke depan pintu gerbang gelar juara dunia maka hendaknya Petrucci mengawal, melindungi dan merecoki siapapun yg akan overtake Dovi pada track dimana Dovi dianggap kuat dan jangan finish di depan Dovi at any cost, kemudian Petrucci sendiri hendaknya mengasah kemampuannya pada track dimana Ducati dan Dovi dianggap tidak punya keunggulan.

Source : Tulisan Matteo Aglio GPOne

Wednesday, January 2, 2019

Lorenzo (JL99) bicara tentang Honda

Simak kesan Lorenzo tentang RCV
Memasuki 2019 Jorge Lorenzo mulai buka suara setelah resmi berseragam Repsol Honda pembalap berkebangsaan Spanyol ini memberikan semacam first impression kepada para Jurnalis, "Feeling yang sungguh berbeda, boleh dikatakan motor yang saya kendarai tahun lalu besar dan tinggi, bahkan daoat dibilang sedikit agak terlalu besar untuk postur saya", merujuk kepada mesin desmo yang dikendarai saat masih berseragam Ducati Factory.





"Untuk urusan ringkas (compact) khususnya terkait dimensi saya merasa Honda lebih cocok dengan postur saya, serta saya dapat menapakkan kaki dengan lebih baik saat mengendarai Honda RCV ".
"Anda akan merasa lebih pede (more confident) saat menikung saat tahu bahwa tinggi motor tidak jangkauan kaki anda terhadap permukaan (track/tanah), dan kondisi semacam ini tentu saja menghadirkan perasaan yang lebih aman, saya merasa positif dan memandang RCV punya potensi untuk digali lebih jauh".

Beberapa penilaian di atas mulai disampaikan langsung oleh Lorenzo per 2019 mengingat bahwa merujuk kepada kontrak yang ia jalani dengan Ducati 2017 dan 2018, ia tidak diperkenankan untuk berbicara banyak mengenai ujicoba yang ia lakukan bersama Honda di Valencia dan Jerez.
Meski demikian pembalap yang dikenal dengan gaya balap Butter Hammer ini sudah mulai berbicara mengenai tekadnya untuk dapat kompetitif dan memberi tontonan menarik melalui duel dengan juara dunia bertahan Marc Marquez 93 pada Gelaran MotoGP tahun 2019.

Cara Honda memanjakan pembalapnya
Selain berbicara mengenai impresi menunggangi Honda RCV, JL 99 juga mengapresiasi dan menyatakan pujian tentang kesiapan Honda dalam mendukung pembalapnya JL99 secara tegas menyatakan hal berikut "sesuatu dari Honda yang membuat saya terkesan adalah kemampuan Honda dalam merespon dan bereaksi untuk menyediakan apa yang saya butuhkan diantaranya melakukan ubahan tanki sesuai dengan bentuk dan gaya cocok dengan gaya balap saya " imbuhnya.

Referensi  :
-https://www.motorsport.com/motogp/news/lorenzo-safer-compact-honda-ducati/4318539/
-picture : https://twitter.com/lorenzo99/status/1080468564715470850

Thursday, November 15, 2018

Strategic HR Professional Development



Versi terjemahan klip video youtube Justin Allen:
https://www.youtube.com/watch?v=RODLmeefbMA

Transkrip terjemahan Bahasa Indonesia
Transcript is translated to Bahasa Indonesia






Minute 1
Hi saya Justin Allen dari RBL group. Saya tugaskan anda untuk kembali mengingat ingat seorang HR Leader yang meniurut anda paling efektif yang pernah menjadi rekan kerja anda, kemudian silakan anda ingat ingat juga siapa HR leader yang menurut anda paling buruk, setelah itu anda bandingkan, pikirkan apa perbedaan diantara keduanya.
Kira kira apa yang seorang HR leader terbaik lakukan dalam keseharian mereka, lalu anda bayangkan pula kira kira apa yang dilakukan oleh seorang HR leader yg buruk dalam keseharian mereka. Lantas anda coba pikirkan kira kira apa yang dilakukan oleh seorang HR leader yang baik untuk menjadikan dirinya berkembang selama bertahun tahun.

pada bab 6 ini kita akan bahas mengenai bagaimana cara meng-upgrade HR profesional
dan pada klip/video singkat ini saya kan berbicara tentang pendekatan inovatif terkait perkembangan berkesinambungan dari seorang HR profesional terkait kemampuan organisasi yang mana akan anda butuhkan untuk meraih sukses.

Banyak dari kita sudah familiar dengan program high potential leadership development program yang diawali oleh GE (general electric) dan perusahaan perusahaan//organisasi papan atas yang sudah kita dengan selama bertahun tahun, yang mana sekarang telah berkembang dan dipakai di banyak perusahaan besar. Program program seperti ini (HPLDP) sering diikuti dengan rotasi/pergantian berbagai posisi HR. Bahkan terkadang merotasi seorang leader potensial ke posisi
di luar (tidak terkait) HR

minute 2
dan sering juga menyertakan pelatihan formal misalkan saja (1 minggu dalam setiap 6 bulan sekali) dan experiential learning (belajar sambil merasakan pengalaman), mengerjakan proyek cross functional atau project2 lain. Meski demikian program semacam ini (HPLDP) seringkali berhenti setelah 1 atau 2 tahun dan partisipan/pesertanya terbangkalai sehingga proses development (perkembangannya) kembali dilakukan dgn cara cara tradisional seperti formal training yang dilakukan sekali dalam bebrapa tahun, hanya saja langkah tradisional ini memiliki attrition rate yg tinggi setelah program selesai. Untuk meng kompensasi problem seperti ini kami melihat sebuah pendekatan baru yang inovatif yang ana :
  1. Memastikan pesertanya untuk terus memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang dan
  2. Memastikan bahwa HR profesional untuk tetap fokus dalam membangun kemampuan yang berbeda dari suatu organisasi

proses ini menitikberatkan pada HR competency 360 yang mana setiap orang dalam organisasi ikut ambil bagian dalam rentang 1 tahun atau dalam beberapa kasus, setiap 6 bulan



Minute 3
seperti yang kami jelaskan dalam buku HR transformation dan jika anda ingin mengetahui lebih detil ada pada buku kami HR competencies tahun 2008 yang memuat riset selama 20 tahun dimana menyajikan 6 data yang mendukung HR competencies yang secara positif memiliki impact terhadap performa bisnis. Yaitu
1.credible activist
2 operational executor
3 business ally
4 talent manager
5 organisation designer
6 culture and change steward and strategy architect

entah anda menggunakan asesmen RBL HR competency atau asesmen homegrown 360, merupakan suatu yang penting untuk melakukan setting sebuah informasi dasar (baseline) kepada individu maupun kepada organisasi secara keseluruhan.

Berikutnya adalah perusahaan menyediakan menu dan coach, menu terdiri dari dari 3 kategori perkembangan untuk setiap kesempatan bagi HR profesional untuk dapat diikuti.

1.Formal training, tergantung kepada bagaimana kemampuan organisasi diatur dalam perusahaan macam dari kesempatan training dikembangkan baik oleh organisasi training eksternal atau oleh staf training internal mulai dari online course atau workshop intensif selama 1-2 minggu hal seperti ini cukup lazim ditemukan dalam kebanyakan organisasi

2 Kesempatan untuk experiential learning. Termasuk didalam kategori ini yaitu project untuk action learning, assignment/penugasan sementara, klub buku dimana sekelompok orang berkumpul untuk mempelajari buku yang terkait kemampuan organisasi, penugasan untuk volunteer (sukarela) bahkan vacation, jalan jalan
contohnya beberapa perusahaan mengundang pegawai mereka jalan jalan menuju tempat tertentu. Seprti cina atau india kemudian di sela sela nya digunakan untuk meng eksplor budaya dan bisnis yang ada di lokasi tersebut.

3 On the job experience opportunities





Minute 4
on going



Minute 5
Terlepas dari program spesifik yang anda implementasikan tidak ada HR transformation yang berakhir sukses tanpa HR leader dan profesional yang efektif dan perkembangan akan terjadi ketika didasari riset dan menggunakan sejumlah praktik dan kelas (tatap muka) dan pengalaman, yang mana hal tersebut pada akhirnya akan memiliki keterkaitan dengan hasil akhir dari Bisnis