Pembaca sekalian, jika kita menelaah lebih lanjut mengenai apa yang terjadi jika Team Ducati factory melanjutkan trend positif nya misalkan kembali memuncaki 1-2 saat finish di Race Berno esok,.? jawaban secara langsung nya tentu adalah penambahan point untuk masing-masing rider nya, yang angkanya bergantung pada posisi raihan podium yang mereka huni saat finish. Lalu bergeser sedikit, bagaimanakah pengaruhnya jika kita menambahkan variabel lain atau malah menjadikan Ducati sebagai Variabel terhadap rider dari team lain, disini kita perlu melihat dari setidaknya 2 sudut perspektif dalam hal ini kita akan mencoba melibatkan Yamaha dan Honda dan untuk lebih mengerucut lagi kita akan memasukkan 7 nama kandidat potensial world champion Moto GP 2016 dari 4 Pabrikan berbeda yaitu Marc (skor 181 ), Jorge (skor 138 ), Vale (skor 124 ), Dani (skor 105 ), Vinales (skor 93 ) Ian (skor 88) dan Dovi (skor 79 ).
Yamaha 25 hours a day
Perspektif pertama adalah jika melihat dari Kubu tim Biru Yamaha Factory (Movistar), fakta tertinggalnya Jorge sebesar 48 point (nyaris setara defisit point bila Jorge DNF dalam 2 kali race) setelah race di Red Bull pekan lalu menunjukkan Jorge perlu melakukan apa yang oleh orang barat dikenal dengan istilah we need to work 25 hours a day. Adapun Point Marquez dibandingkan Vale selisih 62 point, dan tentu bukan hal yang mudah. terlabih jika dikaitkan dengan penggunaan mesin yang sudah membuka segel mesin nomor 5 sejak di Red Bull kemarin. Secara sederhana, untuk bisa mengejar ketertinggalan sedemikian jauh, duo rider Yamaha Factory hanya perlu berharap selalu bisa podium 1 setidaknya dalam 3 hingga 4 seri dari 8 seri sisa hingga akhir tahun kalender Moto GP dan berharap penghuni klasemen sementara dengan point terbanyak untuk DNF, atau finish di luar 10 besar. Penghalang langsung atau tidak langsung, teknis maupun non teknis semisal DUcati yang terus menunjukkan trend positif konsisten pada posisi 1-2-3 dimana Marquez berpotensi masih masuk finish 5 besar akan tetap membuat duo rider Yamaha kelimpungan.
Trend positif duo rider Ducati factory team, itu semacam tameng bagi HRC
Perspektif kedua adalah jika melihat dari kubu Honda, bagaiamanapun cemerlang nya rider Ducati asuhan Gigi D'alligna, dalam melanjutkan trend positif, entah menguasai podium di 1-2, 2-3 ataupun 1-3, maka tidak akan menjadi masalah terutama jika duo yamaha tetap finish di belakang Marquez. Secara matematis memang terjadi pertambahan point secara signifikan, namun jika Marquez masih bisa finish di podium (1,2 atau 3) maka meski point duo yamaha bertambah, karena ketertinggalan point Jorge terhadap Marquez pasca Race Red Bull sebesar 48 point saja memaksa Jorge (sebagai kompetitor terkuat dan terdekat) harus podium 1 di depan Marquez sebanyak 2 kali dengan asumsi Marquez DNF. Namun sekali lagi kombinasi dari semakin mature yang berpengaruh kepada konsistensi raihan point, maka deteriminasi Marquez yang terlihat mulai meminimalisir damage, sudah terlihat memberikan hasil manis di tengah berbagai kendala teknis yang di tengah dialami kubu HRC. Secara mudah dapat kita katakan, sebaik apapun performa duo rider Ducati factory selama Marquez masih tetap di 5 besar finish atau bahkan 3 Besar podium dan selalu di atas posisi duo rider Yamaha factory (Movistar), maka peluang Marquez untuk menjadi Juara dunia tetap terbuka lebar.
Dengan analisis ringan seperti diatas, maka dapat dikatakan bahwa eksistensi-konsistensi Ducati akan menjadi ancaman yang sifatnya Laten. Punya sudut pandang lain, silakan berbagi di kolom komentar.
Ducati emang lagi ok. Tp dri awal hingga prtngaham musim prtama ridernya ceroboh.
ReplyDelete